Wednesday, July 26, 2017

Mouse Wireless Advance W10 : Praktis Dan Ekonomis



Permasalahan menyangkut kabel biasanya sering terjadi. Bisa itu kabel charger ponsel, kabel earphone, kabel setrika, dan berbagai macam kabel perangkat elektronik lainnya. Biasanya yang membuat kita kesal adalah jika saja kita terlalu malas membenahi berbagai macam perangkat elektronik yang terlalu lama dibiarkan membaur menjadi satu―dapat dipastikan kabel-kabelnya akan saling melilit dan membuang waktu kita dikemudian hari saat ingin merapikannya. 

Aku mempunyai pengalaman yang kadang masih sering terjadi ketika berbagai perangkat elektronik membaur menjadi satu di atas meja seperti gamepad playstation, hardisk eksternal, charger laptop, mouse, speaker mini usb, headset dan cooling pad notebook―sedikit saja malas membenahi mereka maka dalam rentang beberapa hari pun aku akan disuguhi pemandangan tidak menyenangkan seperti kabel-kabel perangkat yang saling melilit di atas meja seolah mejaku sudah menjadi sarang ular saja. Apalagi jika terburu-buru membutuhkan salah satu perangkat di atas dan mengetahui kondisinya saling melilit di atas meja, pastilah akan memakan waktu dalam menguraikan dulu kabel-kabelnya.
Saat ini, untuk menghindari persoalan kabel yang sepele dan sederhana diatas, yang mana jika tak disikapi dengan cermat dapat memunculkan rasa jengkel di hati—menilik perangkat masa kini sudah banyak yang tidak lagi menerapkan kabel, beberapa contohnya seperti speaker yang sudah menggunakan media bluetooth, begitu pula dengan headset dan terutama yang akan kita bahas kali ini yakni soal mouse.


Bermula dari kejadian mouse bawaan laptopku yang baru saja rusak. Sebenarnya aku menyayangkannya karena mouse bawaan laptop mempunyai kualitas yang bagus dan selama ini sanggup bertahan aku pakai selama 4 tahun. Namun mau bagaimana lagi, namanya juga perangkat elektronik, mau tak mau aku harus merelakannya suatu saat ketika ajalnya tiba. Ketika berencana membeli mouse baru, mengingat kejadian yang tidak menyenangkan soal kabel, maka aku memutuskan untuk membeli mouse wireless alias tanpa kabel.

Setelah memiliki mouse wireless, jelas sudah hal seperti masalah kabel yang melilit pun teratasi. Dan kita tak perlu khawatir jika kabel mouse tertarik tanpa sengaja―karena hal yang menyebabkan mouse bawaan laptopku rusak salah satunya adalah tertarik berulang kali tanpa sengaja yang berakibat lapisan-lapisan karet pelindung kabel pun terkelupas dan serat-serat inti kabel di dalamnya sampai terlihat. Jadi kondisi mouse bawaan laptop lamaku yang sudah tewas bisa dilihat di bawah, penuh dengan balutan plester.
 

Seperti halnya perangkat elektronik lainnya yang tanpa menggunakan kabel, harga tentunya akan lebih mahal. Saat mengunjungi salah satu toko komputer, mouse kabel paling murah berada pada rentang harga 15 ribu rupiah. Sedangkan mouse wireless yang saya beli, adalah yang paling murah juga dari seluruh merek dan model yang ada, yakni 45 ribu rupiah.

Memang, murah identik dengan hasil yang tak akan memuaskan seperti faktor kenyaman. Hal itu juga aku rasakan setelah memakainya. Namun pertimbangan dalam pembelian mouse kali ini bukan karena faktor nyaman maupun tidaknya melainkan karena aku membelinya hanya untuk dipasangkan pada laptop dan digunakan sebatas menggerakkan cursor pada microsoft word dan browsing, porsi pemakaian yang paling banyak aku gunakan sehari-hari di laptop. Selain itu, fitur wireless alias tanpa kabel itu yang paling utama aku cari. 

Jadi tak ada masalah sebenarnya aku membeli mouse wireless dengan harga yang paling murah karena dengan harga segitu, tujuan dan niatku membeli perangkat mouse sudah terpenuhi. Lain halnya jika membeli mouse dengan niat mencari sektor kenyamanan. Maka mouse harga dibawah 100 ribu sepertinya diluar daftar. Biasanya orang-orang seperti yang gemar bermain game, suka desain dan render, faktor kenyamanan dan presisi cursor sebuah mouse adalah point utama dan pasti rentang harga sebuah mouse diatas 100rb maupun menyentuh 1 juta tak akan menjadi kendala bagi mereka karena tujuan mereka membeli mouse adalah mencari sektor kenyamanan dan mereka tak akan segan membayar semahal itu. Mouse-ku sendiri untuk dekstop gaming yang aku miliki di rumah juga seharga lebih dari 200 ribuan. Jadi memang lebih bijak jika membeli sesuatu berdasarkan prioritas kebutuhan saja.

Mouse wireless yang aku pinang kali ini adalah merek lokal Advance seri W10. Seperti pada mouse-mouse murah pada umumnya, bahannya juga terbuat dari plastik biasa. Feel menyentuhnya memang kalah jauh jika dibandingkan dengan mouse bawaan laptopku terdahulu dengan material plastik kelas atas. Namun body milik W10 terasa agak kesat jika disentuh. Mungkin untuk meminimalisir agar tak terasa licin jika digenggam. 

Selain itu warnanya yang putih susu sangat menggemaskan apalagi dibalut dengan garis pinggiran beserta tombol gulirnya yang sama-sama bercorak warna biru. Fitur lain yang ditawarkan oleh mouse wireless murah seharga 45 ribu rupiah ini berdasarkan yang aku baca pada label kemasan adalah jarak pengoperasiannya yang bisa sejauh 10 meter. Bagi yang gemar presentasi pastilah sangat terbantu dengan jangkauan pengoperasian luas yang ditawarkan oleh mouse wireless. 

Adapun fitur 800 1200 1600 switchable DPI yang artinya DPI bisa diubah dari nilai 800 1200 1600. Sebenarnya apa fungsi DPI? Singkatnya saja semakin besar nilai DPI pada sebuah mouse makan semakin cepat dan akurat dalam menggerakkan kursor ke berbagai sudut. Biasanya hal ini sangat berpengaruh pada sektor kenyamanan. Di atas sudah aku sampaikan bahwa mengenai faktor kenyamanan yang sangat kurang ketika menggunakan mouse dengan harga murah, jadi menurutku switchable DPI disini sebatas embel-embel pemanis saja dalam kemasan karena hampir tak mungkin mouse seharga 45 ribu rupiah mempunyai fitur sebagus itu. Terakhir fitur ultra power-saving yang disini dimaksudkan pemakaian mouse yang awet baterai, karena mouse wireless tak akan bisa difungsikan tanpa sebuah baterai.

Menyangkut soal baterai, terlebih bagi para pembaca yang belum pernah memakai mouse wireless, ―jika mouse kabel termurah yang ditawarkan pada toko yang saya kunjungi adalah seharga 15rb dan dengan harga segitu sesampainya di rumah sudah bisa tinggal langsung dipakai andai saja aku membelinya, namun berbeda halnya dengan mouse wireless yang membutuhkan sebuah baterai ukuran kecil yang juga biasanya dipakai untuk remote televisi. Advance W10 ini dalam paket penjualannya tidak disertakan sebuah baterai. Kita harus membelinya sendiri. Jadi memang 45 ribu bukan harga total yang kita keluarkan untuk sebuah mouse wireless yang paling murah sekalipun. Masih ada biaya baterai yang perlu ditambahkan dengan membelinya sendiri di warung-warung kelontong.

Dalam paket penjualan pada Advance W10 ini yang saya peroleh adalah unit mousenya serta sebuah nano receiver yang berbentuk kotak kecil hitam persegi. Cara pengoperasian mouse wireless pun cukup mudah. Tinggal tancapkan nano receiver ke port usb laptop atau komputer. Pastikan mouse sudah terisi dengan baterai dan biasanya jika sudah diisi baterai maka pada bagian bawah optik akan menyala. Setelah itu secara otomatis windows akan menginstall dan mengenali perangkat alias plug and play. Tunggu sebentar dan mouse wireless sudah bisa dioperasikan. 

Begitulah, sedikit nukilan dari saya perihal mouse wireless. Mouse wireless mempunyai keunggulan dalam segi kepraktisan dan keringkasannya karena tidak mempunyai kabel. Dan juga mouse wireless terlihat sangat kekinian bagi kaum muda. Tetapi, mouse wireless mempunyai kelemahan pada sektor harga. Menyangkut soal kenyamanan, harga mouse yang masih menggunakan kabel kisaran 45 ribu akan sangat lebih nyaman dalam pemakaian daripada mouse wireless direntang harga yang sama. Sekian.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...