Miyuki adalah seorang wanita berusia 34th yang bekerja
sebagai seorang manajer aktris di Tokyo. Dalam mengemban pekerjaan, bisa
dikatakan dia cukup sukses—hal itu dia buktikan mampu membimbing seorang aktris
anak didiknya menuju puncak dan menjadi idola. Karirnya yang mulus, berbanding
terbalik dengan jalinan perasaan hubungan yang sedang berlangsung bersama
kekasihnya akhir-akhir ini.
Toshiaki, pria 38th yang cukup terkemuka di lingkup agensi
selebriti dan kalangan wanita karir di dunia hiburan, malahan beberapa aktris ada
yang menyukainya. Selain tampan, dia juga mapan. Wibawa dan kharisma seolah
melekat dalam dirinya. Dan Miyukilah wanita yang beruntung menjadi kekasih
Toshiaki.
Meski mereka berdua mempunyai apartemen masing-masing,
tetapi, Toshiaki lebih banyak menghabiskan waktunya tinggal bersama di
apartemen Miyuki. Selama menjalin hubungan dengan Toshiaki, di luar kharisma
dan wibawanya di dunia kerja, Miyuki menyadari ada sebuah sifat kekanakan dan
kesan egois yang kerap memikirkan diri sendiri tertanam pada diri Toshiaki. Tak
ada orang lain yang memahami kekurangan Toshiaki selain Miyuki. Karena cintanya
tulus kepada Toshiaki, walau bagaimanapun sifat asli Toshiaki, Miyuki tetap
selalu ada untuk dirinya, memperjuangkannya dan tak pernah lupa untuk selalu
memprioritaskan kekasihnya itu di setiap kesempatan.
Namun, pada akhirnya keresahan timbul di benak Miyuki
setelah 6th menjalin hubungan dengan Toshiaki. Kekasih Miyuki itu tak pernah
sekalipun menunjukkan minat untuk menikahinya. Suatu saat Miyuki didesak oleh
para sahabatnya di Tokyo untuk mengambil langkah terlebih dahulu menanyakan apakah
Toshiaki berniat menikahinya atau tidak? Sebagai wanita, melangkahi pihak
lelaki menegaskan sebuah pernikahan bukanlah hal yang sopan. Tetapi mau
bagaimana lagi, daripada didera perasaan yang tidak menentu, akhirnya pada
suatu malam Miyuki memberanikan diri untuk membahas soal pernikahan dengan
Toshiaki.
Betapa senang hatinya setelah melalui percekcokan
singkat, Toshiaki mengutarakan niatnya untuk menikahi Miyuki. Setelah itu,
Miyuki mengajak Toshiaki untuk mengunjungi kampung halamannya di sebuah pulau.
Dia ingin mengenalkan Toshiaki kepada kedua orang-tuanya di akhir tahun, tepat
saat musim salju.
Miyuki sendiri, sebenarnya masih enggan untuk pulang ke
kampung halamannya yang berada di pulau Yuji-No-Shima. Dia sudah lama sekali
tidak pulang. Pulau terpencil yang hanya berpenduduk 300 jiwa itu telah
menanamkan kenangan buruk terhadap dirinya di masa lalu hingga dewasa ini dia
belum bisa melupakannya.
Ketika masih kecil Miyuki bercita-cita menjadi seorang
idola. Ada sebuah kontes seleksi yang mampu Miyuki menangkan. Sehingga untuk
melalui babak selanjutnya dia diharuskan datang ke Tokyo. Namun, ayahnya yang
kolot tidak mengijinkannya, tidak merestui impiannya, terlebih ibunya juga
khawatir jika berpisah terlalu jauh dengan sang anak.
Saat itu juga cita-citanya terganjal. Miyuki merasa menyesal
tidak dilahirkan di Tokyo. Bahkan menurutnya anak-anak yang mempunyai
keuntungan tinggal di Tokyo yang sama-sama lolos seleksi ke tahap selanjutnya
pun belum tentu lebih hebat darinya, belum tentu usahanya lebih keras dari
dirinya demi menggapai impian. Hanya karena cita-citanya terhambat oleh sebab
dirinya yang dilahirkan di pulau yang jauh dari Tokyo tempat impiannya mampu diraih—sejak
saat itu dia membenci pulau. Ada rasa sakit hati mengenai kampung halamannya
yang tidak akan pernah hilang.
Meski cita-citanya terhambat, Miyuki tidak menyerah. Dia
gadis yang tangguh, ulet, pekerja keras. Selulus SMA meski ditentang orang
tuanya Miyuki nekat terbang ke Tokyo untuk mengadu nasib menjadi idola
sekaligus kuliah. Sayang, beragam usahanya tak mampu mewujudkan impiannya. Dia
gagal menjadi idola. Beruntung, dia mampu bekerja di dunia hiburan sebagai
seorang manajer yang cekatan dan piawai dalam mendidik seorang aktris hingga
membawa sang aktris ke puncak menjadi idola.
Lalu hal aneh mulai terjadi ketika mereka berdua tiba di
pulau. Saat diperkenalkan di hadapan keluarga, tiba-tiba saja pihak keluarga
menanyakan perihal utang besar yang sedang ditanggung oleh Toshiaki. Pihak
keluarga curiga apa niatan Toshiaki menikahi Miyuki dengan kondisi berhutang
banyak? Miyuki terkejut dengan pertanyaan itu. Ketika menanyakan sendiri kepada
Toshiaki dia lebih kaget lagi karena kekasihnya itu membenarkan soal perihal
hutang. Hidup selama 6 tahun bersama Toshiaki Miyuki malah tidak mengetahui
rahasinya, bahkan keluarganya malah yang lebih tahu segalanya. Sebenarnya ada
apa?
Beberapa hari kemudian di tengah badai Toshiaki
menghilang dari rumah keluarga Miyuki tanpa berpamitan maupun meninggalkan
pesan. Lalu muncul berita menggemparkan di internet mengenai seorang paparazi
yang sukses mengabadikan foto seorang artis yang sedang naik daun berciuman
dengan seorang pria. Begitu hancurnya hati Miyuki ketika mengetahui gadis itu
adalah aktris hasil didikannya selama ini dan lelaki itu adalah Toshiaki.
Padahal setahu Miyuki, aktris didikannya tidak pernah menjalin kontak dengan
lelaki manapun. Ternyata dia mudah dikelabui.
Di tengah badai salju, Miyuki mencari Toshiaki. Dia
berniat menemukan lelaki itu untuk membicarakan segalanya. Dia juga khawatir,
mau kemanapun lelaki itu melarikan diri—tetap saja ini adalah sebuah pulau yang
asing bagi Toshiaki yang notabene anak metropolitan—medan yang sangat jauh
berbeda dengan Tokyo. Bisa saja lelaki
itu tersesat dan terjadi hal yang tak diinginkan di tengah badai salju yang
melanda.
Namun, di tengah perjalanan, Miyuki tanpa sadar diarahkan
pada suatu tempat yang belum dikenalinya. Dia yakin semasa kecil sudah
mengelilingi pulau dan hafal seluruh seluk beluk jalanan di pulau. Anehnya, dia
serasa dituntun oleh sesuatu yang mistis ke sebuah tempat sesaji sembahyang
kuno yang belum pernah dilihatnya selama ini. Darisitu, kepercayaan yang
ditanamkan turun-temurun dari generasi ke generasi oleh penduduk pulau yang
selama ini tidak Miyuki percayai kemudian memenuhi pikiranya : Mengenai sebuah dewa bernama Shimatama-san,
yang konon selalu akan melindungi para penduduk asli pulau dari apapun niat
jahat yang ingin mencelakai. Hampir semua orang di pulau mempercainya,
kemungkinan hanya Miyuki sendiri yang menyangkal.
Jadi, apa yang dialami Miyuki selama di pulau adalah
berkat perlindungan dari Shimatama-san? Ataukah memang ada pihak tertentu yang
memanfaatkan kepercayaan kuno itu untuk bertindak? Orang-orang yang menyayangi
Miyuki? Orang-orang yang ingin Miyuki bahagia? Semua adalah misteri.
@@@@@
Kuakui memang buku Akiyoshi Rikako kali ini berbeda
dengan yang terdahulu. Karakter yang disematkan pun kebanyakan orang dewasa dan
permasalahannya pun jelas tak jauh-jauh dari kalangan orang dewasa. Berbeda
dengan buku-buku sebelumnya yang karakternya masih anak sekolahan. Namun
bagaimanapun juga, bagi pembaca yang masih remaja dan sudah mengikuti beberapa
seri sebelumnya sejak masuk pertama kali di Indonesia tahun 2015 silam,
sepertinya tak akan begitu keberatan disodorkan porsi problematika orang
dewasa. Intinya, apapun lintas konfliknya, bobot misteri dan twist selalu ada
di karya Akiyoshi Rikako. Hal itu yang akan membuat pembaca baik remaja
sekalipun tak akan pernah berhenti sebelum sampai di halaman akhir hanya untuk
menuntaskan rasa penasaran. Selamat membaca.
2 comments:
Suka banget sama novel-novelnya Akiyoshi Rikako. Tapi novel yang ini sama Scheduled Suicide Day aku belum sempat baca 😅
Amy @ hehe kalau anak Jogja saya yakin bacaannya karya Akiyoshi Rikako ini coz di toko-toko buku Jogja sering dipajang mulu :D Kalau mau baca Silence siap-siap baper ya AMy, tokohnya orang dewasa dan banyak menyangkut soal asmara dan pernikahan :D
Post a Comment